THE REDS, THE COLOURS
Liverpool, kota tua di Inggris yang
menyimpan sejuta cerita. Di sanalah lahir band legendaries The Beatles dan klub
sepak bola raksasa dunia, Liverpool Football Club (FC). Lebih dari seratus tahun Liverpool FC menghangatkan hati rakyat Inggris
Raya dengan prestasinya yang luar biasa di dunia sepak bola internasional.
Klub sepak bola English Premier League ini merupakan salah satu klub
paling sukses dalam sejarah sepak bola. Merunut sejarah, Liverpool FC lebih
banyak menyabet piala ketimbang klub – klub lainnya di Inggris. Lima kali
meraih Piala Eropa, tiga kali menyabet Piala UEFA dan Super UEFAm delapan belas
gelar liga, tujuh kali Piala FA dan delapan kali merebut Piala Liga. Terbayang
bagaimana panjangnya perebutan piala – piala dan gelar – gelar tersebut hingga
membuat Liverpool FC berjaya sepanjang masa.
Kit yang
dipakai sepanjang sejarah Liverpool FC selalu berwarna merah. Tak mengherankan
jika kemudian klub sepak bola ini mendapatkan julukan The Reds. Namun pada usia dini The
Reds bukanlah The Reds. Sebelum
tahun 1894, Liverpool FC memiliki kemiripan kit
dengan musuh satu wilayahnya, klub sepak bola Everton. Tidak terlihat istimewa.
Saat itu seragam Liverpool FC berwarna biru-putih dengan celana pendek biru
dongker. Mereka lebih seperti klubsepak bola Blackburn Rovers saat ini.
Sedangkan kaos kakinya memiliki warna sama dengan celana pendeknya.
Seiring berjalannya waktu, Liverpool FC mengambil warna merah sebagai ciri
khas mereka. Tapi warna merad dipakai pada T-shirtnya saja. Sedangkan warna
putih tetap dipertahankan sebagai warna celana pendeknya. Ketika Bill Shankly
duduk sebagai manajer klub sepak bola ini, warna merah menjadi warna yang utuh
bagi Liverpool FC. Tahun 1964, klub ini tampil dengan warna merah seutuhnya
untuk pertama kali ketika bertanding melawan Anderlecht.
Ian St. John, salah satu punggawa Liverpool FC menuliskan dalam
otobiografinya bahwa Bill Shankly pernah menyatakan, warna merah membawa dampak
psikologis yang kuat. Merah itu berbahaya, merah itu powerful. Ian menceritakan saat itu Shankly mendatangi ruang ganti
pean. Kemudian dia melemparkan celana pendek berwarna merah. Kemudian Shankly
berkata pada Ronnie Yeats untuk mencoba memakai celana pendek itu dengan
T-shirt Liverpool FC.
Ketika Ronnie memakainya muncullah penampilan terbaik Ronnie. Shankly
berkata bahwa tinggi Ronnie seolah – olah bertambah. Ronnie menyarankan celana
pendek merah itu untuk satu tim seutuhnya. Ian kemudian juga menyarankan agar
kaus kakinya juga berwarna merah. Saran Ronnie dan Ian didengar dan disetujui
oleh Shankly.
Saat pertama kali Liverpool FC memakai seragam berwarna merah, Bill
Shankly sangat terpesona pada anak –anak asuhnya. Shankly pernah berkata, bahwa
pertandingan melawan Anderlecht patut dikenang. Para pemain terlihat seperti
raksasa dan mereka bermain sangat percaya diri. Sejak saat itu warna merah bagi
Liverpool FC dan penggemarnya menjadi simbol semangat dan merupakan bagian dari
tradisi, yang tergabung dalam jiwa Kop – sebutan bagi penggemar Liverpool FC
dan Anfield.
Shankly benar – benar mentransformasi keberadaan Liverpool FC menjadi
lebih cemerlang. Seragam merah memberikan efek luar biasa bagi penontonnya.
Sepulang dari pertandingan melawan Anderlecht, Shankly mengatakan bahwa baru
pertama kali ia menyaksikan pertandingan dengan banyak pendar cahaya di
lapangan.
Seragam merah total dipakai selama bertanding di kandang. Warna merah
tidaklah mendominasi ketika Liverpool FC melakukan tanding tandang. Berbagai
warna silih berganti menjadi kit
Liverpool FC. Tanding tandang yang dilakukan Liverpool FC berhias berbagai
warna seperti kuning, putih, abu – abu, biru laut, emas atau hitam.
Seragam tanding tandang Liverpool FC yang terekam di kepala orang adalah
T-shirt warna kuning atau putih dengan celana pendek berwarna hitam. Padahal
seragam yang dipakai tak melulu tampil dengan warna – warna itu selama tanding
tandang. Di tahun 1987 seragam berwarna abu – abu diperkenalkan sebagai warna
mereka ketika melakukan tanding tandang. Sejak tahun itu Liverpool FC dikenal
dengan keberadaannya melalui warna itu. Keberadaan warna seragam abu – abu ini
terus dipakai sampai tahun 1991-1992.
Setelah tahun 1992, warna Liverpool FC kembali berubah. Mereka dikenal
kala bertanding tandang dengan warna hijau pada T-shirt dan celana pendek
berwarna putih. Terkadang tim tuan rumah yang memiliki ciri warna yang sama
dengan Liverpool FC, membuat mereka harus menanggalkan warna merah
kebanggaannya.
Pada tahun 1990-an, selain warna hijau, Liverpool FC tampil dengan
berbagai warna seragam untuk pertandingan tandang. Liverpool FC mengadaptasi
berbagai warna, bahkan cenderung terlalu banyak warna, seperti warna emas-biru
donker, kuning atau hitam abu – abu. Namun warna yang kerap Liverpool FC pakai
adalah kuning – putih. Warna itu dipakai Liverpool FC hingga musim tahun
2008-2009.
Rebutan Brand Dunia
Seragam yang dipakai The Reds bukanlah seragam sembarangan. Dalam artian
seragamnya tidak dapat dibuat pabrikan atau orang – orang biasa. Pada musim
tahun 2012 – 2013, seragam Liverpool FC yang dipakai untuk bertanding didesain
dan dipersiapkan oleh perusahaan olah raga, Warrior Sports.
Seragam Liverpool FC sudah mengalami berbagai pergantian desain,
disebabkan banyak produsen alat – alat olahraga yang berlomba – lomba meng-endorse klub sepak bola ini. Seperti produsen
bernama Umbro yang menyediakan T-shirt bagi Liverpool FC hingga tahun 1985.
Umbro menjadi satu – satunya produsen yang menyediakan T-shirt bagi Liverpool
FC, sedangkan yang lain berupa kit.
Setelah tahun 1985, produsen alat – alat olahraga asal Jerman, Adidas
kemudian menyediakan berbagai kit
bagi klub sepak bola ini. Keberadaan Liverpool FC pada sepanjang tahun 1980-an
dan 1990-an sangat membantu image
yang ada pada produk – produk Adidas. Namun kerja sama dengan Adidas berakhir
pada tahun 1996, dan digantikan Reebok yang menyediakan seluruh kit bagi Liverpool FC. Selama satu
dasawarsa Reebok menyediakan semua apparel
Liverpool FC, kemudian beralih kembali ke tangan Adidas dari tahun 2006 hingga
2012. Sejak musim 2012 – 2013, Warrior Sports menggantikan keberadaan Adidas.
Keberadaan dan nama besar Liverpool FC tak hanya menarik produsen alat –
alat olahraga. Berbagai produsen lain juga menjadikan Liverpool FC sebagai
bagian dari pencitraan produk – produk mereka. Di samping tentunya daya tarik
Liverpool FC dan pemain – pemainnya menjadi ‘mantra sihir’ ampuh untuk menarik
konsumen melirik produk – produk mereka.
Liverpool FCmenjadi klub sepak bola profesional pertama di Inggris yang
mencantumkan logo sponsor pada T-shirtnya. Produsen yang pertama kali mencantumkan
logonya adalah produk elektronik asal Jepang, Hitachi, pada tahun 1979. Sejak
itu, berbondong – bondong produsen lain berusaha menjadikan Liverpool FC bagian
dari brand images. Setelah Hitachi
menjadi sponsor lantas hadir Crown Paint, Carlsberg dan Standard Chartered
Bank.
Dalam urusan sponsor ini, Liverpool FC membuat sejarah dalam sepak bola
Inggris. Kerja sama sponsor dengan Carlsberg di tahun 1992 adalah kerja sama
sponsor terpanjang dalam sejarah sepak bola di Inggris. Kerja sama sponsor dengan
Carlsberg baru berakhir pada musim tahun 2010 – 2011. Setelah itu T-shirt
Liverpool FC berhiaskan logo dari Standard Chartered Bank. Saat ini Liverpool
FC merupakan salah satu klub sepak bola terkaya di Eropa.
Keberadaan sponsor yang terpajang di bagian depan T-shirt para pemainnya,
tak hanya membantu sisi finansial klub, namun menunjukkan masa – masa yang ada
dalam sejarah Liverpool FC. Misalnya ketika pertama kali Hitachi memasang brand-nya, menunjukkan masa keemasan
klub sepak bola ini. Ketika Crown Paints menjadi sponsor Liverpool FC,
penggemarnya akan mengenang masa enam tahun kehadiran Kenny Dalglish, manajer
sekaligus pemain dalam klub sepak bola ini. Dia adalah satu – satunya orang
yang memiliki dua bidang tugas yang tak dapat ditemukan dalam klub sepak bola
manapun.
Sedangkan masa empat tahun Candy menjadi sponsor, menjadi masa yang
dikenang Liverpool FC karena meraih predikat juara Liga Premier yang ke 18 kali
sekaligus terakhir kali di tahun 1990. Sedangkan periode Carlsberg ada pada
masa – masa bidang manajerial dikelola oleh Roy Evans dan Gerrard Houllier,
serta awal dari Rafalution (Rafael Benitez) dan malam dahsyat di Istanbul yang
memberikan kemenangan bagi Liverpool FC untuk kelima kalinya dalam Piala Eropa
2005. Liverpool FC kemudian mendapatkan badge
dari UEFA atas pencapaian itu – hanya diberikan oleh UEFA pada tim sepak bola
yang menjuarai piala selama lima kali atau tiga kali berturut – turut. Kemudian
dengan Standard Chartered di tahun 2010 – tahun terakhir kerja sama selama 18
tahun, adalah masa – masa Liverpool FC sangat dahaga mendapatkan prestasi.
Burung Liver
Badge atau lambang yang dipakai Liverpool FC mengambil gambar burung liver yang
ada di kota Liverpool FC. Gambar burung liver yang ada pada badge Liverpool FC dahulu diletakkan di
dalam perisai. Sebelum tahun 1992, burung liver itu posisinya berada di depan
perisai merah. Sedangkan pada tahun 1992, badge
yang dikenakan oleh klub sepak bola ini mengalami perubahan. Badge tersebut mendapatkan penambahan
citra dari Gerbang Shankly.
Setahun kemudian, sepasang api ditambahkan pada badge itu. Sepasang api itu meripakan simbol dari tragedi
Hillsborough yang menewaskan 96 orang. Sepasang api yang ada pada badge memiliki kesamaan dengan monumen
api yang ada di depan stadion Anfield. Di tahun 2012, Warrior Sports yang
mendapatkan kontrak penyediaan segala kebutuhan bagi Liverpool FC membuat badge yang berbeda. Badge yang dibuat
oleh Warrior Sports ini sangat berbeda dan memiliki beragam modifikasi.
Warrior Sports memodifikasi badge Liverpool FC dengan mengangkat perisai dari
Shankly’s Gate. Badge baru buatan
Warrior Sports ini sebenarnya bukanlah badge
anyar, tapi badge yang pernah dipakai
dahulu dari tahun awal berdirinya klub hingga tahun 1980-an akhir. Sedangkan
api pada badge kemudian dipindahkan
ke kerah T-shirt di bagian belakang. Api tersebut dibuat mengelilingi angka 96
yang menyimbolkan korban tewas di Hillsborough. Keberadaan burung liver yang
ada di dada kiri seragam pemain Liverpool FC itu, baru dijadikan bagian dari
seragam sejak tahun 1955. Sejak saat itu keberadaan burung liver tak pernah
terpisahkan dan selalu ada di setiap pertandingan Liverpool FC.